Renovasi Bangunan sekolah Tak Layak : Luka Mendalam Bagi Anak Indonesia

 


Penulis Melta Vatmala Sari


Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengumumkan bahwa renovasi dan rehabilitasi sekolah akan dimulai tahun depan. Tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan yang lebih layak bagi anak-anak Indonesia. Staf Ahli Menteri (SAM V) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja menyatakan dalam Forum Tematik Bakohumas bahwa sekolah-sekolah yang kondisinya memprihatinkan akan di renovasi dan rehabilitasi pada tahun depan, (Jakarta Selasa/26/11/2024).(Https/antaranews.co.id)


Renovasi Gedung Sekolah Hak Negara


Sebenarnya, negara kita menerima anggaran dari APBN untuk pendidikan. Namun, kenyataannya adalah bahwa dana tersebut tidak digunakan dengan benar, dan para koruptor malah menurunkannya. Problem bangunan sekolah yang tidak memadai di Bandung bukan hal baru. Budaya korupsi sudah tersebar ke pelosok negeri hingga ke media sosial, ini semua dilakukan bagi mereka yang punya kepentingan untuk diri sendiri dan asing. Padahal indonesia memiliki SDA yang melimpah ruah, jika negara mengelola dengan benar semua kebutuhan rakyat akan terpenuhi dan gedung pendidikan menjadi lebih bagus dan tidak ada lagi kesenjangan.

Setiap warga negara berhak atas hak pendidikan. Pasal 28C UUD 1945 menegaskan bahwa setiap orang berhak atas pendidikan, termasuk hak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Di sisi lain, Pasal 31 menetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan, dan pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan pendidikan yang merata, layak, dan wajib bagi semua warga negara Indonesia. 


Namun, tidak semua rakyat negeri menikmati hak pendidikan yang sama. Banyak anak negeri yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, ada sekitar 67,4 juta penduduk Indonesia yang tidak atau belum tamat sekolah, yang merupakan 24,01% dari total populasi. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa sekitar 66,07 juta orang dari populasi masih belum bersekolah pada akhir 2022. Faktor ekonomi dan disparitas pendidikan merupakan penyebab utama tingginya angka tersebut (dataindonesia.id.5/3/24).


Mengajar adalah proses yang sangat penting, dan membutuhkan kondisi yang aman dan nyaman serta keselamatan siswa yang terjamin, termasuk bangunan sekolah yang memadai. Banyak bangunan sekolah yang tidak layak menunjukkan kurangnya kepedulian negara terhadap generasi berikutnya. Namun, penguasa yang tidak peduli tidak akan memenuhi kebutuhan tersebut, bahkan tidak akan memperhatikannya karena mereka jauh dari mafhum ra’awiyah (mengurus rakyat). Ini adalah sifat negara di bawah kapitalisme. Tempat sangat penting untuk keberlangsungan pendidikan. Namun, ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan berkualitas. Islam menegaskan bahwa pendidikan sangat penting dan bahwa negara bertanggung jawab untuk menyediakan lingkungan yang aman dan berkualitas tinggi untuk mencapai tujuan pendidikan. 


Pendidikan Paradigma Islam


Negara harus memenuhi persyaratan untuk bangunan sekolah yang kuat dan berusaha untuk mewujudkannya. Dalam sistem ekonomi Islam, penguasa adalah pengurus rakyat yang menjalankan hukum Islam secara kaffah. Karena negara memiliki banyak sumber daya yang dapat dibiayai, akan ada sekolah terbaik, lengkap, dan kokoh. Negara akan memiliki kekayaan yang besar dan dapat menyediakan fasilitas pendidikan yang bagus jika SDA yang melimpah dikelola. Sesuai dengan aturan Islam, posisi penguasa sebagai raa'in akan memungkinkan mereka untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat. Seperti sabda rasulullah :


“Siapa pun yang diangkat oleh Allah sebagai pemimpin umat Islam, tetapi ia mengabaikan kebutuhan dan perhatian terhadap rakyatnya serta kemiskinan mereka, maka Allah pun akan mengabaikannya, tidak memenuhi kebutuhannya, serta tidak memperhatikannya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Abu Maryam).”


Pemimpin islam juga memperhatikan kurikulum yang akan diajarkan kepada anak didik, pemimpin akan lebih mengutamakan tentang ajaran aqidah dan kurikulum islam jika ada kurikulum dari luar itu akan dipertimbangkan kembali bersama para pejabatnya. Sumber daya yang cukup dalam bentuk dana, instalasi, dan guru yang berkualitas akan diberikan oleh pemimpin Islam. Hal ini untuk memungkinkan pelaksanaan pendidikan. Salah satunya adalah dengan membangun infrastruktur pendidikan yang mendukung proses pembelajaran, seperti perpustakaan, laboratorium, dan bangunan kelas. Sumber dana untuk proyek ini berasal dari pos fai, kharaj, dan hasil pengelolaan kepemilikan umum.


Dalam islam gaji seorang tenaga pendidik itu diperhatikan, pada masa kejayaan islam kekhilafahan abbasiyah seorang guru yang mengajar baik di madrasah, negeri, ataupun lembaga pendidikan tinggi mereka di gaji sekitar 10-30 dinar setiap bulan, sesuai pada jabatan spesialis mereka, semua ini jumlah yang sangat besar jika dibandingkan 1 dinar sama dengan 4,25 gram emas murni, mereka juga diberikan fasilitas yang memadai berupa transportasi dan makanan. Pemimpin islam mengajak partisipasi masyarakat ikut serta dalam proses pendidikan termasuk dalam kerja sama antar lembaga pendidikan, hingga masyarakat luas.

Labels:

Posting Komentar

[facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.